Akhir-akhir ini banyak sekali
tukang-tukang ramal yang mengaku dirinya sebagai tabib, dan mengobati
orang sakit dengan jalan sihir atau perdukunan. Mereka kini banyak
menyebar di berbagai negeri; orang-orang awam yang tidak mengerti sudah
banyak menjadi korban pemerasan mereka.
Dengan cara demikian dukun-dukun tersebut telah melakukan perbuatan-perbuatan kufur dan sesat. Silahkan baca tentang Sihir dan Perdukunan Perusak Tauhid
Allah telah mensyari’atkan kepada
hamba-hambaNya supaya mereka menjauhkan diri dari kejahatan sihir
sebelum terjadi pada diri mereka. Allah juga menjelaskan tentang
bagaimana cara pengobatan sihir bila telah terjadi. Ini merupakan rahmat
dan kasih sayang Allah, kebaikan dan kesempurnaan nikmatNya kepada
mereka.
Berikut ini beberapa penjelasan tentang
usaha menjaga diri dari bahaya sihir sebelum terjadi, begitu pula usaha
dan cara pengobatannya bila terkena sihir, yakni cara-cara yang
dibolehkan menurut hukum syara’:
Pertama: Tindakan preventif,
yakni usaha menjauhkan diri dari bahaya sihir sebelum terjadi. Cara
yang paling penting dan bermanfaat ialah penjagaan dengan melakukan
dzikir yang disyari’atkan, membaca do’a dan ta’awwudz sesuai dengan
tuntunan Rasulullah ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, di
antaranya seperti di bawah ini :
A. Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat lima waktu,
sesudah membaca wirid yang disyari’atkan setelah salam, atau dibaca
ketika akan tidur. Karena ayat Kursi termasuk ayat yang paling besar
nilainya di dalam Al-Qur’an. Rasulullah ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda dalam salah satu hadits shahihnya :
“Barangsiapa membaca ayat Kursi pada malam hari, Allah senantiasa menjaganya dan syetan tidak mendekatinya sampai Shubuh.”
Ayat Kursi terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 255 yang bunyinya :
“Allah tidak ada Tuhan selain Dia, Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhlukNya), tidak mengantuk dan tidak tidur, kepunyaanNya apa yang ada di langit dan apa yang di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izinNya? Allah mengetahui apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
B. Membaca surat Al-Ikhlas, surat Al-Falaq, dan surat An-Naas pada setiap selesai shalat lima waktu,
dan membaca ketiga surat tersebut sebanyak tiga kali pada pagi hari
sesudah shalat Shubuh, dan menjelang malam sesudah shalat Maghrib,
sesuai dengan hadits riwayat Abu Dawud, At-Tirmidzi dan An-Nasa’i.
C. Membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah yaitu ayat 285-286 pada permulaan malam, sebagaimana sabda Rasulullah :
“Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka cukuplah baginya.”
Adapun bacaan ayat tersebut adalah sebagai berikut:
آَمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ
مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آَمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ
وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ
وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ
الْمَصِيرُ [البقرة/285]
“Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat, kitab-kitab dan rasul-rasulNya. (Mereka mengatakan), ‘Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang (dengan yang lain) dari rasul-rasulNya’. (Mereka berdo’a): ‘Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali.”
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا
وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا
تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ
عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا
رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا
وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى
الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ [البقرة/286]
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, ia mendapat pahala (dari kewajiban) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo’a), ‘Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya, beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir.”
D. Banyak berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna.
Hendaklah dibaca pada malam hari dan
siang hari ketika berada di suatu tempat, ketika masuk ke dalam suatu
bangunan, ketika berada di tengah padang pasir, di udara atau di laut.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
مَنْ نَزَلَ مَنْزِلًا ثُمَّ قَالَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْ مَنْزِلِهِ ذَلِكَ
“Barangsiapa singgah di suatu tempat
dan dia mengucapkan: ‘A’uudzu bi kalimaatillahi attaammaati min syarri
maa khalaq’ (aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna
dari kejahatan makhluk ciptaanNya), maka tidak ada sesuatu pun yang
membahayakannya sampai ia pergi dari tempat itu.”
E. Membaca do’a di bawah ini masing-masing tiga kali pada pagi hari dan menjelang malam :
بِسْمِ الله الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
( Bismillaahilladzi Laa Yadhurru ma’asmihi Syai’un fil ardh walaa fissamaa’i wahuwassamii’ul ‘aliim )
“Dengan nama Allah, yang bersama namaNya, tidak ada sesuatu pun yang membahayakan, baik di bumi maupun di langit dan Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi)
Bacaan-bacaan dzikir dan ta’awwudz ini
merupakan sebab-sebab yang besar untuk memperoleh keselamatan dan untuk
menjauhkan diri dari kejahatan sihir atau kejahatan lainnya. Yaitu bagi
mereka yang selalu mengamalkannya secara benar disertai keyakinan yang
penuh kepada Allah, bertumpu dan pasrah kepadaNya dengan lapang dada dan
hati yang khusyu’.
Kedua : Bacaan-bacaan
seperti ini juga merupakan senjata ampuh untuk menghilangkan sihir yang
sedang menimpa seseorang, dibaca dengan hati yang khusyu’, tunduk dan
merendahkan diri, seraya memohon kepada Allah agar dihilangkan bahaya
dan malapetaka yang dihadapi. Do’a-do’a berdasarkan riwayat yang kuat
dari Rasulullah untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh sihir
dan lain sebagainya adalah sebagai berikut:
1. Dari Anas bin Malik
radhiallahu ‘anhu bahwa beliau berkata kepada Tsabit Al-Bunani: “Maukah
engkau aku ruqyah dengan ruqyah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam?” Tsabit menjawab: “Ya”. Maka Anas membaca:
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ
البَاسَ، اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي، لاَ شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ،
شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
Artinya: “Ya Allah, Tuhan segenap manusia….! Hilangkanlah sakit dan sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh, tidak ada penyembuhan melainkan penyembuhan dariMu, penyembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” (HR. Al-Bukhari).
Dalam riwayat lain dari ‘Aisyah
radhiallahu ‘anha, beliau berkata: “Dahulu bila salah seorang dari kami
mengeluhkan rasa sakit maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengusapnya dengan tangan kanan beliau dan membaca:
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ
البَاسَ، اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي، لاَ شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ،
شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
“Ya Allah, Rabb sekalian manusia,
hilangkanlah petakanya dan sembuhkanlah dia, Engkaulah Yang Maha
Penyembuh, tak ada penyembuh kecuali penyembuhan-Mu, sebuah penyembuhan
yang tidak meninggalkan penyakit.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
2. Do’a yang dibaca Jibril , ketika meruqyah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ
شَيْءٍ يُؤْذِيكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ اللَّهُ
يَشْفِيكَ بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ
(Bismillaahi arqiika min kulli syai,
yu’dziika wa min syarri kulli nafsin aw ‘ainin haasidin, Allaahu
yasyfiika bismillaahi arqiika)
“Dengan nama Allah, aku mendinding (meruqyah)
mu dari segala yang menyakitkanmu, dan dari kejahatan setiap diri atau
dari pandangan mata yang penuh kedengkian, semoga Allah menyembuhkanmu,
dengan nama Allah aku meruqyahmu.” Bacaan ini hendaknya diulang tiga kali.
3. Pengobatan sihir cara lainnya,
terutama bagi laki-laki yang tidak dapat berjimak dengan istrinya
karena terkena sihir. Yaitu, ambillah tujuh lembar daun bidara yang
masih hijau, ditumbuk atau digerus dengan batu atau alat tumbuk lainnya,
sesudah itu dimasukkan ke dalam bejana secukupnya untuk mandi; bacakan
ayat Kursi pada bejana tersebut; bacakan pula surat Al-Kafirun,
Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas, dan ayat-ayat sihir dalam surat Al-A’raf
ayat 117-119, surat Yunus ayat 79-82 dan surat Thaha ayat 65-69.
Surat Al-A’raf ayat 117-119 yang bunyinya:
“Dan Kami wahyukan kepada Musa: ‘Lemparkanlah tongkatmu!’ Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu, nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka orang-orang yang hina.”
Surat Yunus ayat 79-82:
“Fir’aun berkata (kepada pemuka kaumnya): ‘Datangkanlah kepadaku semua ahli sihir yang pandai’. Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka: ‘Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan’. Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata: ‘Apa yang kamu lakukan itu, itulah sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidakbenaran mereka. Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsung pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan. Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapanNya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya).“
Surat Thaha ayat 65-69 yang bunyinya :
“Mereka bertanya,’Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamilah yang mula-mula melemparkan?’ Musa menjawab,’Silahkan kamu sekalian melemparkan’. Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang oleh Musa seakan-akan ia merayap cepat lantaran sihir mereka. Maka Musa merasa takut dalam hatinya. Kami berfirman: ‘Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat, sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu dari mana saja ia datang.”
Setelah selesai membaca ayat-ayat tersebut di atas hendaklah diminum sedikit airnya dan sisanya dipakai untuk mandi.)
Dengan cara ini mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menghilangkan penyakit yang sedang dideritanya.
4. Cara pengobatan lainnya,
sebagai cara yang paling bermanfaat ialah berupaya mengerahkan tenaga
dan daya untuk mengetahui di mana tempat sihir terjadi, di atas gunung
atau di tempat manapun ia berada, dan bila sudah diketahui tempatnya,
diambil dan dimusnahkan sehingga lenyaplah sihir tersebut.
Inilah beberapa penjelasan tentang
perkara-perkara yang dapat menjaga diri dari sihir dan usaha pengobatan
atau cara penyembuhannya, dan hanya kepada Allah kita memohon
pertolongan.
Adapun pengobatan dengan cara-cara yang
dilakukan oleh tukang-tukang sihir, yaitu dengan mendekatkan diri kepada
jin disertai dengan penyembelihan hewan, atau cara-cara mendekatkan
diri lainnya, maka semua ini tidak dibenarkan karena termasuk perbuatan
syirik paling besar yang wajib dihindari.
Demikian pula pengobatan dengan cara
bertanya kepada dukun,’arraaf (tukang ramal) dan menggunakan petunjuk
sesuai dengan apa yang mereka katakan. Semua ini tidak dibenarkan dalam
Islam, karena dukun-dukun tersebut tidak beriman kepada Allah;
mereka adalah pendusta dan pembohong yang mengaku mengetahui hal-hal
ghaib, dan kemudian menipu manusia.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
telah memperingatkan orang-orang yang mendatangi mereka, menanyakan dan
membenarkan apa yang mereka katakan, sebagaimana telah dijelaskan
hukum-hukumnya di awal tulisan ini.
Kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kita
memohon, agar seluruh kaum muslimin dilimpahkan kesejahteraan dan
keselamatan dari segala kejahatan, dan semoga Allah melindungi mereka,
agama mereka, dan menganugerahkan kepada mereka pemahaman dan agamaNya,
serta memelihara mereka dari segala sesuatu yang menyalahi syari’atNya.
(Dikutip dari tulisan Syaikh Abdul Aziz
bin Abdullah bin Baz, dikirim : oleh al Akh Hari Nasution. Diterbitkan
oleh Depar-temen Urusan KeIslaman, Wakaf, Dakwah Dan Bimbingan Islam,
Saudi Arabia) - (dp/dais)
0 comments:
Post a Comment