Lawan Jahiliah adalah
sebaliknya yaitu Pengetahuan terhadap islam jika kejahiliahanya terhadap Aqidah
maka Lawannya adalah tauhid, jika jahiliahnya adalah terhadap hukum Allah maka ia harus kembali
kepada hukum Allah, jika jahiliahnya adalah Akhlak atau moralnya yang buruk
adalah yang karimah.
Inputnya dalah terletak pada Aqidahnya jika kita benar-benar
mentauhidkan Allah maka apakah tauhid
itu?? Tauhid yaitu mengesakan Allah maksudnya mengesakan Allah dalam :
1.
Tauhid
Rububiyah : yaitu hanya Allah yang menciptakan dunia dan seisinya atau
menciptakan semuanya.
Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Artinya : Allah menciptakan segala sesuatu ..." [Az-Zumar: 62]
"Artinya : Allah menciptakan segala sesuatu ..." [Az-Zumar: 62]
Bahwasanya Dia adalah Pemberi rizki bagi
setiap manusia, binatang dan makhluk lainnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala
berfirman:
"Artinya : Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya, ..." [Hud : 6]
Dan bahwasanya Dia adalah Penguasa alam dan Pengatur semesta , Dia yang mengangkat dan menurunkan, Dia yang memuliakan dan menghinakan, Mahakuasa atas segala sesuatu. Pengatur rotasi siang dan malam, Yang menghidupkan dan Yang mematikan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Artinya : Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)." [Ali Imran: 26-27]
"Artinya : Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya, ..." [Hud : 6]
Dan bahwasanya Dia adalah Penguasa alam dan Pengatur semesta , Dia yang mengangkat dan menurunkan, Dia yang memuliakan dan menghinakan, Mahakuasa atas segala sesuatu. Pengatur rotasi siang dan malam, Yang menghidupkan dan Yang mematikan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Artinya : Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)." [Ali Imran: 26-27]
2 Tauhid Uluhiyah : Yaitu tauhid ibadah, karena ilah maknanya
adalah ma'bud (yang disembah). Maka tidak ada yang diseru dalam do'a kecuali
Allah, tidak ada yang dimintai pertolongan kecuali Dia, tidak ada yang boleh
dijadikan tempat bergantung kecuali Dia, tidak boleh menyembelih kurban atau
bernadzar kecuali untukNya, dan tidak boleh mengarahkan seluruh ibadah kecuali
untukNya dan karenaNya semata.
Jadi, tauhid rububiyah adalah bukti wajibnya tauhid uluhiyah . Karena itu seringkali Allah membantah orang yang mengingkari tauhid uluhiyah dengan tauhid rububiyah yang mereka akui dan yakini. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
"Artinya : Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui."
[Al-Baqarah : 21-22].
Jadi, tauhid rububiyah adalah bukti wajibnya tauhid uluhiyah . Karena itu seringkali Allah membantah orang yang mengingkari tauhid uluhiyah dengan tauhid rububiyah yang mereka akui dan yakini. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
"Artinya : Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui."
[Al-Baqarah : 21-22].
3.Tauhid
Asmawasifat : Beriman bahwa Allah
memiliki nama dan sifat baik (asma'ul husna) yang sesuai dengan keagunganNya.
Umat Islam mengenal 99 asma'ul husna yang merupakan nama sekaligus sifat Allah.
“Dan
Rabb-mu adalah Allah Yang Maha Esa, tidak ada sesembahan yang haq melainkan
Dia. Yang Mahapemurah lagi Maha-penyayang” [Al-Baqarah: 163]
Berkata Syaikh al-‘Allamah ‘Abdurrahman bin
Nashir as-Sa’di Rahimahullah (wafat th. 1376 H): “Bahwasanya Allah itu
tunggal Dzat-Nya, Nama-Nama, Sifat-Sifat dan perbuatan-Nya. Tidak ada sekutu
bagi-Nya, baik dalam Dzat-Nya, Nama-Nama, Sifat-Sifat-Nya. Tidak ada yang sama
dengan-Nya, tidak ada yang sebanding, tidak ada yang setara dan tidak ada sekutu
bagi-Nya. Tidak ada yang mencipta dan mengatur alam semesta ini kecuali hanya
Allah. Apabila demikian, maka Dia adalah satu-satunya yang berhak untuk
diibadahi. Tidak boleh Dia disekutukan dengan seorang pun dari makhluk-Nya
0 comments:
Post a Comment