Oleh: Ali Akbar bin Agil
SETAHUN belakangan ini sering saya mendapat kiriman pesan pendek (SMS) dari seseorang sahabat. Salah satu kebiasaannya mengirimkan SMS berisi ajakan shalat Dhuha. Macam-macam bunyi SMS-nya.
Kadang diawali dengan nasihat yang membuat saya merenungi diri yang
berkubang dalam lumpur dosa dan kesalahan. Kadang diselipi jok-jok segar
yang membuat tersenyum.
Pada suatu hari ia ‘mewakafkan’ pulsanya untuk mengirim SMS tepat pada momentum Tahun Baru Islam, “Hikmah hijrah, semakin baik, meninggalkan yang munkar. Tinggalkan kemalasan menuju istiqamah beribadah. Monggo shalat Dhuha.”
Di kesempatan yang lain ia menulis, “Ya Allah, aku berlindung padaMu
dari ilmu yang tidak manfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa
yang tak pernah puas dan dari doa yang tidak terkabul. Matahri sudah
tinggi, siap-siap shalat Dhuha.”
Ada juga SMS yang sangat memukul telak ke hati yang paling
dalam, “Kita pernah bertemu dengan orang baik. Atau, orang yang
menganggap diri kita baik. Benarkah? Sesungguhnya bukan kebaikan yang
disandang, tapi ada kekuasaan Tuhan yang menutupi aib, kesalahan dan
dosa-dosa kita sehingga tidak tampak. Kita tidak bisa bayangkan
seandainya Tuhan tidak menutupi borok kita itu. Seandainya dosa itu
berbau, maka tidak ada orang yang mau dekat dengan kita karena tidak
tahan dengan baunya. Masihkah kita merasa baik? Kita hanya bisa minta
kepada Tuhan agar menutupi kesalahan-kesalahan kita seperti yang terucap
dalam doa diantara dua sujud. Ada 7 permohonan kita, satu di antaranya
adalah WAJBURNI (tutupilah kesalahanku) dan Allah mengabulkan permintaan
itu. Allahumma aamiin.. Waktunya shalat Dhuha.”
Shalat Dhuha mempunyai kedudukan mulia. Disunnahkan untuk kita kerjakan sejak terbitnya matahari sampai menjelang datangnya shalat dzuhur.
Seperti diungkap oleh Sayid Muhammad bin Alwi al-Maliki dalam bukunya Khasais al-Ummah al-Muhamadiyah
tentang keutamaannya, penulis membeberkan keutamaan-keutamaan yang
disediakan oleh Allah bagi hamba yang menunaikannya lengkap dengan
sumber haditsnya.
Pertama, orang yang shalat Dhuha akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah. “Barangsiapa yang selalu mengerjakan shalat Dhuha niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Turmudzi)
Kedua, barangsiapa yang menunaikan shalat Dhuha ia tergolong sebagai orang yang bertaubat kepada Alah. “Tidaklah seseorang selalu mengerjakan shalat Dhuha kecuali ia telah tergolong sebagai orang yang bertaubat.” (HR. Hakim).
Ketiga, orang yang menunaikan shalat Dhuha akan dicatat sebagai ahli ibadah dan taat kepada Allah. “Barangsiapa
yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang
lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia
ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya
enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa
mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang
taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah
akan membangun sebuah rumah di surga untuknya.” (HR. At-Thabrani).
Keempat, orang yang istiqamah melaksanakan shalat Dhuha kelak ia akan masuk surga lewat pintu khusus, pintu Dhuha yang disediakan oleh Allah. “Sesungguhnya
di dalam surga terdapat sebuah pintu bernama pintu Dhuha. Apabila
Kiamat telah tiba maka akan ada suara yang berseru, ‘Di manakah
orang-orang yang semasa hidup di dunia selalu mengerjakan shalat Dhuha?
Ini adalah pintu buat kalian. Masuklah dengan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala.” (HR. At-Thabrani).
Kelima, Allah menyukupkan rezekinya. “Wahai anak Adam,
janganlah engkau merasa lemah dari empat rakaat dalam mengawali harimu,
niscaya Aku (Allah) akan menyukupimu di akhir harimu.” (HR. Abu Darda`).
Keenam, orang yang mengerjakan shalat Dhuha ia telah mengeluarkan sedekah. “Hendaklah
masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada
setiap pagi. Sebab tiap kali bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap
tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir
adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah
yang mungkar adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu, maka
cukuplah mengerjakan dua rakaat sholat Dhuha.” (HR Muslim).
Selain keutamaan yang sudah disebutkan di atas, masih ada keutamaan
lainnya yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Yaitu dengan
mengerjakan shalat Dhuha ada pahala besar berupa
pahala seperti orang yang haji dan umrah yang diterima oleh Allah.
Barangkali kemuliaan ini masih belum diketahui oleh banyak orang.
Bunyi haditsnya, “Barangsiapa shalat subuh dengan berjamaah,
kemudian duduk berdizkir kepada Allah sampai matahari terbit, lalu
shalat dua rakaat, dia mendapat pahala seperti haji dan umrah yang
sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Turmudzi).
Dalam buku yang berjudul Panduan Shalat Dhuha (Terbitan
Darul Uswah, Yogyakarta, 2013) yang ditulis oleh Ibrahim an-Naji dan
diterjemahkan oleh Ahmad Suryana ini, diketengahkan syarat-syarat untuk
dapat meraih pahala umrah dan haji yang sempurna itu.
Pertama, diawali dengan shalat subuh berjamaah, meski tidak dilakukan di masjid seperti mushalla, ini sudah cukup. Batas minimalnya shalat berjmaah adalah antara imam dan makmun.
Kedua, duduk di tempat shalatnya sampai terbitnya matahari.
Ketiga, tidak mengerjakan perbuatan yang tidak bermanfaat. Syarat keempat menyibukkan diri dengan berzikir hingga waktu dibolehkannya shalat Dhuha.
Imam al-Ghazali menyebutkan amalan-amalan yang dilakukan di waktu antara subuh dan shalat Dhuha: berdoa, berzikir dengan tasbih, membaca al-Qur`an dan bertafafkur.
Kelima, mengerjakan shalat Dhuha di tempat ia berzikir tersebut meski hanya dua rakaat.
“Joging 20 menit menyehatkan tubuh, shalat Dhuha
2 rakaat tenangkan jiwa,” tulis sahabat saya suatu kali, maka bukan
hanya jiwa yang tenang, dosa pun diampuni, dimudahkan dalam menjemput
rezeki dan pahala umrah serta haji dapat diraih.
Berbahagilah orang yang shalat Dhuha. Mengawali
pagi dengan ibadah. Santapan ruhani yang menggenapkan semangat menjalani
kehidupan dengan penuh keyakinaan dan tawakal. Dari awal hingga akhir
menautkan diri kepada Allah yang Maha Kaya.
Mudah-mudahan dengan mengetahui keutamaan shalat Dhuha kita lebih istiqamah melaksanakan shalat yang satu ini.*/penulis adalah pengajar di Pesantren Darut Tauhid, Malang
Beruntunglah Yang Sering Sholat Dhuha
Posted by Majalah Online on Thursday, 5 December 2013
Blog, Updated at: 00:25
0 comments:
Post a Comment