BUAH DAN HASIL DARI MENOLONG AGAMA ALLAH Subhanahu wa Ta’ala

Posted by Majalah Online on Sunday, 8 December 2013

1-Mendapatkan pahala yang terus menerus.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam telah memberitahukan hal ini kepada kita. Dari Abu Mas`ud, Uqbah bin Amru Al-Anshari Radhiyallahu ‘anha ia berkata, rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda,
((مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَـهُ مِثْلُ أَجْــرِ فَاعِلِهِ))[1]
“Barangsiapa menunjukkan suatu kebenaran (kepada orang lain), maka baginya seperti pahala orang yang mengerjakan kebaikan tersebut.”
Dan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anha bahwasanya rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda,
((مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلِ أُجُـوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئاً))[2]
“Barangsiapa mengajak kepada hidayah (petunjuk), maka pahala yang didapatnya seperti pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.”

2-Mendapat hidayah dan taufiq dari Allah Subhanahu wa Ta’ala:

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman,
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ (العنكبوت: 69)
“Dan orang-orang yang berjihad karena (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69)
Pada ayat diatas, Allah Subhanahu wa Ta’ala Menjelaskan bahwa hidayah (petunjuk) itu, bergantung kepada jihad. Sehingga orang yang paling sempurna hidayahnya, yaitu orang yang paling besar jihadnya. Dan jihad yang paling difardhukan (diwajibkan), yaitu jihad melawan hawa nafsu, jihad melawan syetan, dan jihad melawan dunia.
Barangsiapa berjihad karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala Menunjukinya jalan-jalan keridhoan yang menyampaikannya kepada surga. Dan barangsiapa meninggalkan jihad, ia pasti kehilangan hidayah sesuai dengan jihad yang ditinggalkannya.[3]

3-Mendapat kecintaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala:

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anha ia berkata, rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah Berfirman,
((مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْـتُهُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ...))[4]
“Barangsiapa memusuhi siapapun dari wali-Ku, maka Saya Mengumumkan peperangan dengannya. Dan tidak ada sesuatu paling Kucinta, yang dipergunakan hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku selain hal-hal yang kuwajibkan atasnya. Hamba-Ku akan senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan ibadah-ibadah nafilah sampai Saya Mencintainya.”

4-Dicintai dan diterima oleh banyak kalangan.

Hal ini disebutkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya yang berbunyi,
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا (مريم: 96)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam hati para manusia, rasa kasih sayang kepada mereka.” (QS. Maryam: 96)
Sedangkan dalam sebuah hadits, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anha dari nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam beliau bersabda,
((إِذَا أَحَبَّ اللَّهُ عَبْدًا نَادَى جِبْرِيلَ: إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ، فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ، فَيُنَادِي جِبْرِيلُ فِي أَهْلِ السَّمَاءِ: إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ، ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي أَهْلِ الْأَرْضِ))[5]
“Jika Allah Subhanahu wa Ta’ala mencintai seorang hamba, Dia Memanggil Jibril dan Berfirman, ‘Sesungguhnya Allah Mencintai si Fulan, maka cintailah dia’. Lalu Jibril mencintai si fulan tersebut. kemudian Jibril berteriak kepada seluruh penduduk langit, ‘Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah Mencintai si Fulan, maka cintailah ia’, lalu seluruh penduduk langitpun mencintainya. Kemudian si fulan itu dijadikan diterima dan disukai oleh para penduduk di bumi.”

5-Doa tulus nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam kepadanya.

Dari Abu Mas`ud Radhiyallahu ‘anha ia berkata, saya mendengar rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda,
((نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا شَيْئًا فَبَلَّغَهُ كَمَا سَمِعَ فَرُبَّ مُبَلَّغٍ أَوْعَى مِنْ سَامِعٍ))[6]
“Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mencerahkan wajah orang yang mendengar hadits dari kami, kemudian ia menyampaikannya seperti apa yang didengarnya. Dan barangkali orang yang diberi hadits itu lebih pandai dari orang yang mendengar.”

6-Terlindungi dari segala keburukan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman,
إِنَّ اللَّهَ يُدَافِعُ عَنِ الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ خَوَّانٍ كَفُورٍ (الحج: 38)
“Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang berkhianat lagi mengingkari ni`mat.” (QS. Al-Hajj: 38)
Ayat ini adalah pemberitahuan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, sekaligus janji dan kabar gembira kepada orang-orang beriman, bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti melindungi mereka dari segala keburukan. Juga Menjaga mereka -disebabkan keimanan mereka- dari setiap keburukan orang-orang kafir. Menjaga mereka dari keburukan tipu daya syetan. Menjaga mereka dari keburukan diri, dan keburukan amal perbuatan mereka. Semua perlindungan ini akan diperoleh hamba beriman sesuai dengan kadar keimanannya. Jika imannya besar, perlindungannya akan besar pula. Jika kadar imannya sedikit, maka perlindungan yang didapatnya juga sedikit pula.

7-Maraknya suasana keilmuan di berbagai tempat:

Ketika seorang wanita melakukan dakwah di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, tentunya hal ini menyebabkan tersebarnya ilmu dalam bentuk yang lebih luas di kalangan para wanita. Sebagaimana berdakwah pada lingkup mereka, menyebabkan para wanita memiliki wawasan keilmuan yang tinggi, sehingga wanita-wanita lainnya bisa merujuk kepada mereka pada setiap masalah yang mereka temui, terutama hal-hal yang berkaitan dengan wanita.[7]

8-Munculnya kedudukan mulia bagi wanita:

Keikutsertaan wanita dalam membela agama dan berdakwah ini, membuat nampak kedudukan mulia para wanita dalam mengajarkan Islam, serta menumbuhkan kepercayaan tinggi dalam jiwa mereka. Sebab sang wanita yang berdakwah, merasakan adanya keadilan ilahi dalam masalah yang berkaitan dengan hak dan kewajiban. Dan tentunya hal ini merupakan bentuk pemuliaan Allah terhadap wanita agar ikut serta bersama kaum lelaki dalam khilafah Allah Subhanahu wa Ta’ala di bumi ini.[8]

9-Mengurangi kerusakan yang ada di bumi.

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman,
وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَفَسَدَتِ الْأَرْضُ (البقرة: 251)
“Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian manusia dengan sebahagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini.” (QS. Al-Baqarah: 251)
Juga Berfirman,
وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا (الحج: 40)
“Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah.” (QS. Al-Hajj: 40)

10-Mendapatkan kehidupan yang baik.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berjanji kepada setiap orang yang menetapi jalan lurus, bahwa baginya kehidupan yang baik di dunia dan akhirat. Dia Subhanahu wa Ta’ala Berfirman,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً (النحل: 97)
“Barangsiapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.”  (QS. An-Nahl: 40)
Juga Berfirman,
فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى (طـه: 123)
“Barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” QS. Thaaha: 123)

 
1]HR. Muslim.
[2]HR. Muslim
[3]Al-Fawaaid, Ibnul Qayyim, hlm. 59
[4]HR. Al-Bukhari.
[5] Muttafaq `alaih.
[6] HR. At-Tirmidzi, ia berkata, ini adalah hadits hasan sahih.
[7] Lihat, majalah al-mutamayyizah, edisi. 8
[8] Idem.

oleh:
Muram binti Shalih al-Athiyyah (Dalam Buku Jihadnya seorang wanita dalam islam)

Blog, Updated at: 13:07

0 comments:

Post a Comment

https://member.idwebhost.com/aff.php?aff=5263
Dapet Duit Dari Twitter 160x600
Powered by Blogger.

Popular Posts