يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا
خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
( QS 2:207-208)
Tafsirnya :
Menurut Ibnu Abbas, Anas, Sa'id ibnul Musayyab, Abu Usman An-Nahdi, Ikrimah,
dan sejumlah ulama lainnya, ayat ini diturunkan berkenaan dengan Suhaib ibnu
Sinan Ar-Rumi. Demikian itu terjadi ketika Suhaib telah masuk Islam di Mekah dan
bermaksud untuk hijrah, lalu ia dihalang-halangi oleh orang-orang kafir Mekah
karena membawa hartanya. Mereka mempersyaratkan 'jika Suhaib ingin hijrah, ia
harus melepaskan semua harta bendanya, maka barulah ia diperbolehkan hijrah'.
Ternyata Suhaib bersikeras hijrah, dan melepas semua harta bendanya, demi
melepaskan dirinya dari cengkeraman orang-orang kafir Mekah; maka ia terpaksa
menyerahkan harta bendanya kepada mereka, dan ikut hijrah bersama Nabi Saw. Lalu
turunlah ayat ini, dan Umar ibnul Khattab beserta sejumlah sahabat lainnya
menyambut kedatangannya di pinggiran kota Madinah, lalu mereka mengatakan
kepadanya, "Alangkah beruntungnya perniagaanmu." Suhaib berkata kepada mereka,
"Demikian pula kalian, aku tidak akan membiarkan Allah merugikan perniagaan
kalian dan apa yang aku lakukan itu tidak ada apa-apanya." Kemudian diberitakan
kepadanya bahwa Allah telah menurunkan ayat ini berkenaan dengan peristiwa
tersebut.
Menurut suatu riwayat, Rasulullah Saw. bersabda kepada Suhaib:
"ربِح
الْبَيْعُ صُهَيْبُ، رَبِحَ الْبَيْعُ صُهَيْبُ"
Suhaib telah beruntung dalam perniagaannya.
قَالَ
ابْنُ مَرْدُويه: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بن رُسْتَة، حدثنا سليمان ابن دَاوُدَ، حَدَّثَنَا جَعْفَرُ
بْنُ سُلَيْمَانَ الضَبَعي، حَدَّثَنَا عَوْفٌ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ،
عَنْ صُهَيْبٍ قَالَ: لَمَّا أردتُ الْهِجْرَةَ مِنْ مَكَّةَ إِلَى النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ لِي قُرَيْشٌ: يَا صهيبُ، قَدمتَ
إِلَيْنَا وَلَا مَالَ لك، وَتَخْرُجُ
أَنْتَ وَمَالُكَ! وَاللَّهِ لَا يَكُونُ ذَلِكَ أَبَدًا. فَقُلْتُ لَهُمْ:
أَرَأَيْتُمْ إِنْ دَفَعْتُ إِلَيْكُمْ مَالِي تُخَلُّون عَنِّي؟ قَالُوا: نَعَمْ.
فدفعتُ إِلَيْهِمْ مَالِي، فخلَّوا عَنِّي، فَخَرَجْتُ حَتَّى قدمتُ الْمَدِينَةَ.
فَبَلَغَ ذَلِكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: "رَبح
صهيبُ، رَبِحَ صُهَيْبٌ" مَرَّتَيْنِ
Ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu
Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah ibnu Rustuh,
telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Daud, telah menceritakan kepada
kami Ja'far ibnu Sulai-man Ad-Dabbi, telah menceritakan kepada kami Auf, dari
Abu Usman An-Nahdi, dari Suhaib yang menceritakan: Ketika aku hendak hijrah dari
Mekah kepada Nabi Saw. (di Madinah), maka orang-orang Quraisy berkata kepadaku,
"Hai Suhaib, kamu datang kepada kami pada mulanya tanpa harta, sedangkan
sekarang kamu hendak keluar meninggalkan kami dengan harta bendamu. Demi Allah,
hal tersebut tidak boleh terjadi selamanya." Maka kukatakan kepada mereka,
"Bagaimanakah menurut kalian jika aku berikan kepada kalian semua hartaku, lalu
kalian membiarkan aku pergi.? Mereka menjawab, "Ya, kami setuju." Maka
kuserahkan hartaku kepada mereka dan mereka membiarkan aku pergi. Lalu aku
berangkat hingga sampai di Madinah. Ketika berila ini sampai kepada Nabi Saw.,
maka beliau bersabda, "Suhaib telah beruntung dalam perniagaannya, Suhaib
telah beruntung dalam perniagaannya," sebanyak dua kali.
Hammad ibnu Salamah meriwayatkan dari Ali ibnu Zaid, dari Sa'id ibnul
Musayyab yang menceritakan bahwa Suhaib berangkat berhijrah untuk bergabung
dengan Nabi Saw. (di Madinah), lalu ia dikejar oleh sejumlah orang-orang
Quraisy. Maka Suhaib turun dari unta kendaraannya dan mencabut anak panah yang
ada pada wadah anak panahnya, lalu ia berkata, "Hai orang-orang Quraisy,
sesungguhnya kalian telah mengetahui bahwa aku adalah orang yang paling mahir
dalam hal memanah di antara kalian semua. Demi Allah, kalian tidak akan sampai
kepadaku hingga aku melemparkan semua anak panah yang ada pada wadah panahku
ini, kemudian aku memukul dengan pedangku selagi masih ada senjata di tanganku.
Setelah itu barulah kalian dapat berbuat sesuka hati kalian terhadap diriku.
Tetapi jika kalian suka, aku akan tunjukkan kepada kalian semua harta bendaku
dan budak-budakku di Mekah buat kalian semua, tetapi kalian jangan
menghalang-halangi jalanku." Mereka menjawab, "Ya." Ketika Suhaib datang ke
Madinah, maka Nabi Saw. bersabda: Beruntunglah jual belinya.
Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa sehubungan dengan peristiwa tersebut
turunlah ayat berikut, yaitu firman-Nya: Dan di antara manusia ada orang yang
mengorbankan dirinya karena mencari keridaan Allah; dan Allah Maha Penyantun
kepada hamba-hamba-Nya. (Al-Baqarah: 207)
Menurut kebanyakan mufassirin, ayat ini diturunkan berkenaan dengan semua
mujahid yang berjuang di jalan Allah. Seperti pengertian yang terkandung di
dalam firman-Nya:
{إِنَّ
اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ
الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا
عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالإنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى
بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ
وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ}
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta
mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah,
lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari
Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati
janjinya (selain) dari Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah
kalian lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (At-Taubah: 111)
Ketika Hisyam ibnu Amir maju menerjang kedua sayap barisan musuh, sebagian
orang memprotes perbuatannya itu (dan mengatakan bahwa ia menjatuhkan dirinya ke
dalam kebinasaan). Maka Umar ibnul Khattab dan Abu Hurairah serta selain
keduanya membantah protes tersebut, lalu mereka membacakan ayat ini: Dan di
antara manusia ada yang mengorbankan dirinya karena mencari keridaan Allah; dan
Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. (Al-Baqarah: 207)
Yang 208
Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, Tawus, Ad-Dahhak, Ikrimah, Qatadah, As-Saddi, dan Ibnu Zaid sehubungan dengan firman-Nya: masuklah kalian ke dalam Islam keseluruhannya. (Al-Baqarah: 208) Yang dimaksud dengan as-silmi ialah agama Islam.
Ad-Dahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Abul Aliyah, dan Ar-Rabi' ibnu Anas sehubungan dengan firman-Nya: masuklah kalian ke dalam Islam. (Al-Baqarah: 208) Yang dimaksud dengan as-silmi ialah taat. Qatadah mengatakan pula bahwa yang dimaksud dengan as-silmi ialah berserah diri.
Lafaz kaffah menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Abul Aliyah, Ikrimah, Ar-Rabi' ibnu Anas, As-Saddi, dan Muqatil ibnu Hayyan, Qatadah dan Ad-Dahhak artinya seluruhnya.
Mujahid mengatakan makna ayat ialah berkaryalah kalian dengan semua amal dan semua segi kebajikan.
Ikrimah menduga bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan segolongan orang dari kalangan orang-orang Yahudi dan lain-lainnya yang masuk Islam, seperti Abdullah ibnu Salam, Asad ibnu Ubaid, dan Sa'labah serta segolongan orang-orang yang meminta izin kepada Rasulullah Saw. untuk melakukan kebaktian pada hari Sabtu dan membaca kitab Taurat di malam hari.
Maka Allah memerintahkan mereka agar mendirikan syiar-syiar Islam dan menyibukkan diri dengannya serta melupakan hal lainnya.
Mengenai keterlibatan Abdullah ibnu Salam bersama mereka, masih perlu dipertimbangkan kebenarannya, karena mustahil dia meminta izin kepada Rasulullah untuk melakukan kebaktian di hari Sabtu, sedangkan dia selain memiliki iman yang sempurna; juga telah membuktikan bahwa hari Sabtu itu telah di-mansukh, dihapuskan, dan dibatalkan, kemudian diganti dengan hari-hari raya Islam.
Dari kalangan mufassirin ada orang yang menjadikan firman-Nya, "Kaffah," sebagai hal (keterangan keadaan) dari lafaz ad-dakhilin, yakni masuklah kalian semua ke dalam Islam.
Tetapi pendapat yang benar adalah pendapat yang pertama, yaitu yang mengatakan bahwa mereka diperintahkan untuk mengamalkan semua cabang iman dan syariat Islam yang banyak sekali dengan segenap kemampuan yang mereka miliki.
Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Abu Hatim, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnus Sabbah, telah menceritakan kepadaku Al-Haisam ibnu Yaman, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Zakaria, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Aun, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam keseluruhannya. (Al-Baqarah: 208) Dengan lafaz kaffah yang dibaca nasab menurut qiraah-nya, yang dimaksud dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang mukmin dari kalangan Ahli Kitab. Karena sesungguhnya sekalipun telah beriman kepada Allah, mereka masih tetap berpegang kepada sebagian perkara kitab Taurat dan syariat-syariat yang diturunkan di kalangan mereka. Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya: masuklah kalian ke dalam Islam keseluruhannya. (Al-Baqarah: 208) Yakni masuklah kalian ke dalam syariat Nabi Muhammad Saw. dan janganlah kalian meninggalkan sesuatu pun yang ada padanya, dan tinggalkanlah apa yang ada di dalam kitab Taurat. Kalian hanya dituntut untuk beriman kepadanya saja, dan itu sudah cukup bagi kalian.
*************
Firman Allah Swt.:
{وَلا
تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ}
dan janganlah kalian turuti langkah-langkah setan. (Al-Baqarah:
208)Maksudnya, kerjakanlah semua ketaatan, dan jauhilah apa yang diperintahkan oleh setan kepada kalian. Sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:
إِنَّما
يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا
تَعْلَمُونَ
Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kalian berbuat jahat dan keji, dan
mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kalian ketahui. (Al-Baqarah:
169)
إِنَّما
يَدْعُوا حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحابِ السَّعِيرِ
Karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya
menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (Fathir: 6). Karena itulah maka
dalam ayat ini Allah Swt. berfirman:
{إِنَّهُ
لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ}
Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kalian. (Al-Baqarah:
208)
0 comments:
Post a Comment