عن ابن عمر رضي الله عنه قال :قال صلى الله عليه و سلم : اتقوا فراسة المؤمن فاءنه ينظر بنور الل
Dari Ibnu Umar.r.a Rasulullah bersabda, “Berhati-hatilah kamu terhadap firasat seorang mukmin, sebab ia melihat dengan (diterangi) cahaya Allah.” (Riwayat Tirmidzi, dari Abu Sa’id al-Khudry).
KHAIR AN NASAJ mengisahkan, bahwa suatu hari beliau duduk di dalam rumah. Lalu timbul firasat dalam hatinya bahwa guru beliau Abu Qasim Al Junaid melakukan kunjungan. Namun Khair berusaha untuk menghilangkan firasat itu, dan menyatakan dalam hati bahwa itu adalah bentuk waswas.
Kemudian firasat itu datang kembali, bahwa Imam Junaid mengunjungi beliau. Khair kembali berusaha menafikannya.
Akhirnya firasat itu datang kembali untuk ke tiga kalinya, sampai Khair merasa yakin bahwa firasat itu benar, hingga beliau pun melangkah untuk membuka pintu.
Benar, di saat Khair membuka pintu, Imam Junaid ternyata sedang berdiri di hadapannya. Kemudian sang guru pun mengucapksan salam dan menyampaikan,”Wahai Khair, kenapa engkau tidak keluar sejak firasat yang pertama?” (Shifat Ash Shafwah, 2/419)
Dari kisah diatas tersirat bahwa ke 2 orang mukmin tersebut memiliki firasat yang sama-sama tajam, Khair An Nasaj dan sang guru Abu Qosim Al Junaid, sungguh luar biasa firasat seorang mukmin ini bahkan hal ini pun pernah dialami oleh Imas Syafi'i dan Muhammad bin Al-Hasan ketika ke 2 nya melihat tukang seorang laki-laki Imam Syafi’i berkata, “Sesungguhnya lelaki itu adalah seorang tukang kayu.” Sedangkan Muhammad bin al-Hasan berkata, “Sesungguhnya lelaki itu adalah seorang pandai besi.” Lantas keduanya bertanya kepada lelaki tersebut tentang profesinya. Lalu di menjawab, “Dulu saya seorang pandai besi dan saya sekarang tukang kayu.”
Lalu siapakah orang Mukmin itu ??
Mu’min adalah orang
yang beriman kepada Allah SWT, kepada Malaikat-malaikat-Nya, Kepada
Kitab-Kitab-Nya, kepada Rasul-Rasul-Nya, kepada hari Akhir dan kepada Qodho dan
Qodar-Nya tanpa keraguan sedikitpun sehingga keyakinan itu diwujudkan dalam keta'atan yang nyata pada Allah seperti Firman Nya :
إِنَّمَا
كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ
بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ
bukan keimanan yang hanya diucapkan dengan lisan saja tanpa aplikasi yang nyata sehingga orang tersebut seperti yang dikatakan dalam firman Allah:
وَمِنَ
النَّاسِ مَنْ يَقُولُ ءَامَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ
بِمُؤْمِنِينَ
Di
antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari
kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
(2:8)
inilah yang membedakan seorang mukmin dengan dukun dalam hal firasatnya kalau dukun mereka di bantu oleh jin sehingga seolah-olah tau apa yang akan terjadi besok di masa datang atau di masa lalu..
0 comments:
Post a Comment