TAFSIR AYAT KURSI KE 1 " FADHILAH AYAT KURSI"

Posted by Majalah Online on Tuesday 3 February 2015

  

اللهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ



Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Agung. (QS. al-Baqarah [2]: 255)
  
  
KEAGUNGAN AYAT KURSI

Ayat ini sungguh amat besar dan tinggi kemuliaannya. Tidak ada satu ayat pun yang bisa menandinginya, seperti yang disebutkan hadits yang shahih:
عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ: يَا أَبَا الْمُنْذِرِ أَتَدْرِي أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ مَعَكَ أَعْظَمُ؟ قَالَ: قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: يَا أَبَا الْمُنْذِرِ أَتَدْرِي أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ مَعَكَ أَعْظَمُ؟ قَالَ: قُلْتُ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ قَالَ: فَضَرَبَ فِي صَدْرِي وَقَالَ: وَاللَّهِ لِيَهْنِكَ الْعِلْمُ أَبَا الْمُنْذِرِ
Dari Ubay bin Ka'ab رضي الله عنه dia berkata, "Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bertanya, 'Hai Abu Mundzir (panggilan Ubay bin Ka'ab, Ed.), tahukah kamu ayat al-Qur'an yang menurutmu paling agung?' Saya (Ubay bin Ka'ab) menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.' Rasulullah صلى الله عليه وسلم bertanya lagi, 'Hai Abu Mundzir, tahukah kamu ayat al-Qur'an yang menurutmu paling agung?' Saya menjawab, 'Yaitu ayat yang berbunyi: Dialah Allah tiada Tuhan selain Dia, Yang Hidup, Yang Berdiri Sendiri.' (QS. al-Baqarah [2]: 255). Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم menepuk dada saya sambil berkata, 'Demi Allah, ilmumu sungguh dalam hai Abu Mundzir." (HR. Muslim no. 810)
Maksudnya, semoga Allah عزّوجلّ menyenangkanmu (wahai Ubay bin Ka'ab رضي الله عنه) dengan ilmu ini dan memberi karunia dengan ilmu ini. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersumpah atas jawaban Ubay رضي الله عنه karena keagungan ayat ini.
Di antara keunggulan pemahaman Ubay رضي الله عنه ini, tatkala Rasulullah صلى الله عليه وسلم menanya, bersegeralah Ubay رضي الله عنه mencari ayat yang mengkhususkan tauhid Allah عزّوجلّ yang menetapkan kebesaran kekuasaan Allah عزّوجلّ dan kesempurnaan sifat-Nya, sehingga manusia memahami bahwa hanya Allah عزّوجلّ yang berhak disembah. Ini menunjukkan kesempurnaan kefaqihan sahabat Ubay رضي الله عنه. Dia tidak menyebutkan ayat yang berkenaan dengan akhlak yang mulia atau cabang-cabang hukum atau berita keadaan umat yang lalu atau teror hari Kiamat atau semisalnya, tetapi memilih ayat yang berkenaan dengan tauhid ... dan seterusnya.
Kemuliaan sahabat Ubay رضي الله عنه misalnya: Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim bersumber dari Anas bin Malik رضي الله عنه dia berkata, "Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda kepada Ubay bin Ka'ab رضي الله عنه:
إِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي أَنْ أَقْرَأَ عَلَيْكَ قَالَ آللَّهُ سَمَّانِي لَكَ قَالَ اللَّهُ سَمَّاكَ لِي قَالَ فَجَعَلَ أُبَيٌّ يَبْكِي
'Hai Ubay, sesungguhnya Allah telah memerintahku untuk membacakan Surah al-Bayyinah kepadamu.' Ubay bertanya, 'Apakah Allah menyebutkan nama saya kepada engkau ya Rasulullah?' Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjawab, 'Ya.' Lalu Ubay langsung menangis." (HR. Muslim 2/195) ... dan seterusnya.


ANJURAN MEMBACA AYAT KURSI

Karena mulianya Ayat Kursi ini, Nabi صلى الله عليه وسلم menganjurkan agar kita sering membaca bahkan beliau menjadikannya wirid orang muslim setiap harinya dan hendaknya dibaca berulang-ulang:
1. Sunnah membaca membaca Ayat Kursi setiap selesai shalat wajib.
Diriwayatkan oleh Imam Nasai, dari Umamah رضي الله عنه dia berkata, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِي فِي دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ، لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُوْلِ الْـجَنَّة إِلاَّ أَنْ يَمُوْتُ
"Barangsiapa setelah shalat wajib membaca Ayat Kursi, tidak ada yang menghalangi dia masuk surga melainkan bila dia meninggal dunia."1
Ibnul Qayyim رحمه الله berkata, "Kami mendengar berita dari syaikh kami, Abul Abbas Ibnu Taimiyah—semoga Allah menyucikan rohnya—dia berkata, 'Saya tidak pernah meninggalkan membaca Ayat Kursi ini setiap selesai shalat.'" (Zadul Ma'ad 1/304)
2.  Sunnah membaca Ayat Kursi sebelum tidur.
Barangsiapa yang membacanya sebelum tidur, Allah عزّوجلّ menjaga dirinya dari gangguan setan sampai waktu subuh.
Abu Hurairah رضي الله عنه berkata, "Rasulullah صلى الله عليه وسلم menugasiku untuk menjaga harta zakat. Lalu pada suatu hari ada seseorang yang menyusup hendak mengambil makanan, maka aku pun menyergapnya sambil berkata, Aku benar-benar akan menyerahkanmu kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Lalu orang itu bercerita dan berkata, 'Jika kamu hendak beranjak ke tempat tidur maka bacalah Ayat Kursi, niscaya Allah akan senantiasa menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu hingga pagi.' Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, 'Ia telah berkata benar kepadamu, padahal ia adalah pendusta. Si penyusup tadi sebenarnya adalah setan.'" (HR. Bukhari no. 2311
 

3.  Sunnah membaca Ayat Kursi di waktu pagi dan petang.
Dari Ubay bin Ka'ab رضي الله عنه, dia punya baskom berisi kurma, tiba-tiba berkurang, lalu malam hari dia menjaganya, tiba-tiba ia menjumpai hewan seperti anak akil baligh, dia menyampaikan salam, lalu dijawabnya, lalu dia menanya, "Kamu itu siapa? Kamu itu jin apa manusia?" Dia menjawab, "Saya dari golongan jin." Dia berkata, "Ulurkan tanganmu kepadaku." Lalu dia mengulurkan tangannya, tiba-tiba tangan dan bulunya berupa tangan dan bulu anjing. Dia berkata, "Inilah penciptaan jin." Dia berkata, "Jin itu tahu bahwa tidak ada di kalangan mereka yang lebih dewasa daripada saya." Ubay رضي الله عنه bertanya, "Mengapa kamu datang kemari?" Dia menjawab, "Ada berita bahwa kamu senang bersedekah, maka kami datang ingin mengambil makananmu." Dia menanya, "Bagaimana kami bisa selamat dari gangguanmu?" Jin itu berkata, "Ini ayat Surat al-Baqarah (Ayat Kursi) barangsiapa yang membacanya pada waktu petang dia akan selamat dari gangguan kami sampai waktu subuh, dan barangsiapa yang membacanya pagi hari maka dia akan selamat dari gangguan kami sampai petang. Setelah shalat Subuh Ubay رضي الله عنه menemui Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan bercerita, lalu beliau menjawab, "Memang benar perkataan makhluk yang jahat itu."1
Hadits ini dan sebelumnya menunjukkan betapa besar pengaruh dan manfaat Ayat Kursi, dapat menjaga diri dari gangguan setan dan mengusirnya di mana saja mereka berada, dan benteng pertahanan diri dari semua gangguan dan kejahatan mereka. Apabila ayat ini dibaca ketika setan sedang beraksi maka ayat ini penangkalnya, sebagaimana dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله di beberapa kitabnya: Di dalam kitab al-Furqan beliau berkata, "Jika kamu membaca Ayat Kursi ini dengan benar benar memahami maknanya dan jujur mengamalkannya, tipu daya setan pasti gagal, karena tauhid pengusir setan." (al-Furqan Baina Auliyaur Rahman wa Auliyausy Syaithan hlm. 146)
Di dalam kitab Qa'idah Jalilah fit Tawassul wal Washilah beliau berkata, "Membaca Ayat Kursi dengan memahami artinya, maka pada saat membacanya akan pergi penjahat di bumi atau tersembunyi." (Qa'idah Jalilah hlm. 28)
Beliau juga berkata, "Orang yang kuat iman dan ikhlas beribadah kepada Allah, setan tidak mampu menggodanya. Oleh karena itu, setan atau makhluk halus akan keluar dari rumah yang di dalamnya dibaca Surat al-Baqarah, Ayat Kursi, akhir Surat al-Baqarah, dan lainnya. Jin ada yang pekerjaannya mencuri berita di langit lalu dikabarkan kepada dukun dan peramal. Pada zaman itu, paranormal dan dukun memang menyebar di negeri Arab. Tatkala tauhid tampak merajalela maka setan pergi. Mereka gagal membuat makar, atau berkurang jumlah-nya, kemudian setan ini menampakkan dirinya di berbagai tempat yang penduduknya kurang kuat tauhidnya." (an-Nubuwwat 1/280)
Beliau juga berkata, "Tipu daya setan pasti gagal dan tidak berdaya ketika nama Allah disebut, tauhid diamalkan, ayat al-Qur'an dibaca, apalagi yang dibaca adalah Ayat Kursi. Ini semua membatalkan tukang sulap setan." (an-Nubuwwat 1/283)





Blog, Updated at: 02:54

0 comments:

Post a Comment

https://member.idwebhost.com/aff.php?aff=5263
Dapet Duit Dari Twitter 160x600
Powered by Blogger.

Popular Posts