Dakwah berasal dari kata دَعَا – يَدْعُوْ – دَعْوَةً yang berarti mengajak atau menyeru, baik mengajak kepada kejahatan maupun kepada kebaikan. Adapun secara Syar’i dakwah berarti mengajak atau menyeru orang untuk memahami dan melaksanakan hukum-hukum Alloh (Rububiyyah), didalam kerajaan Alloh (Mulkiyyah) sebagai wujud pengabdian kepada Alloh (Uluhiyyah). Perhatikan firman Alloh Q.S. 16:125, 12:108
B. TUJUAN DAKWAH
- Untuk memenangkan Islam, Q.S. 61:109, 8:65-66
- Hujjah dihadapan Alloh, Q.S. 7:164, 4:165
Subyek dakwah adalah mukmin dan mukminah sesuai dengan Q.S. 12:108, dan hadits Nabi Shollallohu ‘alaihi wa Sallam: “Sampaikan dariku walau satu ayat…”
a) Sifat Yang Harus Dimiliki Seorang Da’i
1. Shiddiq, Q.S. 12:46 dan Hadits Nabi Shollallohu ‘alaihi wa Sallam
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ يَهْدِى اِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ
“Wajib atas kamu bersikap shiddiq. Sesungguhnya shiddiq itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa kepada jannah”.2. Amanah, Q.S. 4:58
3. Tabligh, Q.S. 5:67
4. Fathonah, Q.S. 3:7
b) Keterampilan
Untuk mencapai kesuksesan da’wah seorang da’i harus senantiasa mengadakan persiapan, baik berupa keterampilan, ilmu dan mentalitas. Dengan kesiapan itu diharapkan sanggup menghadapi musuh kapanpun dan dimanapun, fahami Q.S. 9:46
D. OBYEK DAKWAH
Untuk melaksanakan da’wah kita harus masuk pada semua lini kehidupan tidak terpaku pada suatu tempat saja (Q.S. 34:28, 12:67)
- Keluarga, Q.S. 66:6
- Masyarakat, Q.S. 3:110
- Bangsa-bangsa, Q.S. 21:107
- Tidak Boleh Menghina Kebanggaan Suatu Kaum, Q.S. 6:108
- Tidak Boleh Membuka Aurat, Q.S. 60:1, 18:19-20
- Tidak Emosional, Q.S. 3:134
- Lemah Lembut, Q.S. 3:159
- Tidak Bicara Masalah Khilafiyah atau Furu’iyya, Q.S. 3:64
Kita diperintah untuk berda’wah dengan cara hikmah, pelajaran yang baik dan berdiskusi dengan cara yang baik (Q.S. 16:125). Pengertian hikmah adalah ilmu dan metode yang tepat. Cara hikmah itu meliputi cara atau teknik da’wah yag dipergunakan untuk menghadapi golongan manapun juga, baik cendekiawan, awam, penguasa dan lain-lain. Oleh karena itu dapat dikatakan hikmah adalah kemampuan untuk memilih cara yang tepat dan dipergunakan secara tepat. Dengan demikian cara hikmah ini bisa bermacam-macam bentuknya, bisa dalam bentuk memberi pelajaran, memberi contoh yang baik, memberikan hadiah, bahkan bisa dengan ancaman perang sekalipun. Ali bin Abi Thalib mengatakan:
واخلط الشدة بضعث من اللين, وافق ماكان الرفق افق, واعزم بالشدة حين لا يغنى عنك الا الشدة
“Campurkanlah ketegasan dengan kelembutan. Bersikaplah lunak
ketika kelunakan itu lebih memadai, dan bersikap tegaslah ketika
ketegasan dibutuhkan”. (Nahjul Balaghoh)a) Dengan Perkataan Yang Tepat, Q.S. 14:4
- Perkataan yang lemah lembut, Q.S. 43:44
- Perkataan yang berat, Q.S. 73:5
- Perkataan yang benar atau tepat sasaran, Q.S. 33:70
- Perkataan yang membekas didalam hati, Q.S. 4:63
- Pelajaran yang baik, Q.S. 31:12-19
- Menghadapi Kejahatan dengan Kebaikan, Q.S. 41:34
- Menundukkan Kekuatan dengan kekuatan, Q.S. 27:30-31
- Memberikan hadiah
- Mengadakan hubungan kekerabatan
Seorang juru da’wah harus pandai mempergunakan kesempatan (waktu dan tempat) yang tepat dalam menyampaikan da’wahnya. Umpamanya: jangan sekali-kali menyampaikan kepada orang yang sedang marah, atau yang sedang mabuk atau orang yang sedang khusyu’ menyembah berhala, karena bagi orang yang sedang terserang influenza tidak akan dapat merasakan harumnya bunga.
d) Dengan Tema/ Topik Yang Tepat
Dalam hal ini Alloh telah menunjukkan cara kepada Rosululloh SAW dengan menggunakan tema kekalahan Romawi dari Persia, sebagaimana diterangkan dalam Al Quran surat Ar Ruum (Q.S. 30:1-7)
0 comments:
Post a Comment